Senin, 12 Desember 2011

Malam

"Dialah yang menjadikan malam bagi kamu supaya kamu beristirahat padaNya dan (menjadikan) siang terang benderang (supaya kamu mencari karunia Allah SWT.) bagi orang-orang yang mendengar."
(QS. Yunus : 67)

Pernahkah Anda bayangkan bagaimana jika dunia ini tidak pernah diliputi malam? Kita hanya mengenal waktu siang yang terang benderang. Dibeberapa tempat tertentu di belahan dunia lain memang ada sebuah tempat yang waktu siangnya sangat panjang tetapi tetap saja ada saat-saat dimana matahari tenggelam sehingga tetap saja suasana malam bisa dirasakan semua orang.

Malam dan siang bukan hanya dibedakan dari terang dan gelap. Gelap sendiri sesungguhnya tidak ada yang ada hanyalah ketiadaan cahaya yang kemudian kita sebut sebagai gelap. Jika malam hanya kita tandai dengan tiadanya cahaya atau sasana yang gelap saja, maka banyak kota di negara-negara industri maju tidak pernah mengalami malam hari karena sepanjang waktu tidak pernah gelap. Tapi toh kita tetap menyebut malam jika waktu malam tiba, meskipun terangnya tidak jauh berbeda dari siang hari.

Sesungguhnya Allah SWT menciptakan perbedaan waktu antara siang dan malam bukan tanpa maksud apa-apa. Di balik pergantian waktu siang dan malam itu terdapat hikmah yang besar, bukan hanya bagi manusia semata, tetapi juga bagi penghuni jagat ini lainnya, yaitu binatang dan tumbuh-tumbuhan.

Bagi manusia, perbedaan siang dan malam mempermudah manusia dalam mengatur pola hidup keseharian. Paling sederhana, manusia bisa mengatur pola hidupnya pada dua waktu itu. Al-Quran menyebutkan waktu suang untuk mencari karunia Allah SWT ., yaitu bekerja mencari nafkah, mencari ilmu, hidup bermasyarakat dan kegiatan kemanusiaan lainnya. Sementara malam diformat untuk waktu istirahat.
Allah SWT menciptakan malam sesungguhnya seperti sebuah selimut (surat an-Naba':10 menyebutkan sebagai pakaian) yang membuat kita nyaman untuk beristirahat (tidur). Keserasian waktu malam untuk beristirahat (tidur) ini tidak lepas dari keadaan bumi tempat kita tinggal. Pada malam hari, suhu udara pada umumnya berubah menjadi rendah, karena sinar matahari tidak ada, sehingga membuat orang mudah lelap.

Tidur pada suhu udara seperti itu sangat baik untuk kesehatan, melemaskan otot-otot yang tegang setelah seharian bekerja dan mengendurkan saraf. Maka tidak aneh jika pagi hari kita akan merasakan tubuh kembali segar setelah bangun tidur. Berbeda hanya jika kita tidur pada waktu siang kesegaran tubuh seperti yang kita dapat setelah tidur malam tidak kita dapati pada siang hari. Bahkan kebanyakan suasana sebaliknya, kita biasanya mudah marah dan sedikit kesal jika bangun dari tidur siang.

Meskipun waktu malam disediakan oleh Allah SWT untuk beristirahat (tidur), bukan berarti kita tidak boleh memanfaatkannya untuk hal lain. Kita justru diperintahkan oleh Allah SWT memanfaatkan waktu malam untuk mendekatkan diri kepadaNya. Disinilahkita diuji oleh Allah SWT apakah kita masih mau menyisakan waktu istirahat yang diberikanNya itu untuk beribadah dan mendekatkan diri kepadaNya, ataukah kita tetap bermanja dengan buaian selimut dan empuknya kasur dan bantal yang terus menggoda???

Semuanya terserah kepada kita. Yang pasti, Allah SWT berjanji akan meninggikan derajat orang-orang yang berani meninggalkan kelembutan selimut untuk mengadu dan bermesraan denganNya dalam tahajud yang khusyuk dan tenang sebagaimana firmanNya dalam surat Al-Isra':79. Wallahu a'lam bish-shawwab.
(Ridwan)

(Dikutip dari Majalah Hidayah)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar