Senin, 12 Desember 2011

PERSAHABATAN YANG PUTUS

“Assalamu’alaikum….”, terdengar salam dari pintu rumahku. Di hari minggu pagi biasanya Zahra dan Lia pergi ke rumahku untuk mengajakku dan Nur bersepeda.

“Wa’alaikumsalam….”, balasku sambil membukakan pintu.

“Janah apa kamu mau ikut bersepeda dengan kami?” Tanya Zahra dan Lia.

“Ya,tentu saja. Sebentar ya aku panggil Nur dan ambil sepeda.” Jawabku.

Kami pun pergi bersepeda keliling desa. Tak terasa hari sudah menjelang siang, waktu menunjukan pukul 08.00. Aku dan Nur pun pulang karena kami harus mandi,sarapan, dan membantu orang tua membersihkan rumah.

“Zahra, Lia kami pulang dulu ya? Kami mau mandi,sarapan,dan membersihkan rumah.”, Nur pamit pada Zahra dan Lia.

“Ya! Tapi nanti kalau sudah kalian main ke rumahku ya?” Ajak Lia yang masih ingin bermain dengan kami.

“Ya….”, jawab kami sambil melambaikan tangan.

Zahra dan Lia adalah kakak beradik yang orang tuanya bekerja sebagai PNS dan termasuk keluarga yang berpenghasilan tinggi. Sedangkan aku dan Nur termasuk anak yang orang tuanya berpenghasilan berkecukupan.

Orang tua Zahra dan Lia adalah orang yang baik. Zahra dan Lia memiliki dua saudara tua, yang satu selalu bersikap baik dan ramah, sedangkan yang satu memiliki sikap tak acuh dan selalu sinis kepada aku dan Nur.

Aku,Nur,Zahra dan Lia sudah bersahabat sejak kecil, bahkan sebelum kami bersekolah. Hampir setiap hari aku dan Nur bermain ke rumah Zahra dan Lia.

Setelah aku dan Nur selesai membersihakn rumah, kami pun pergi ke rumah Zahra dan Lia.
“Assalamu’alaikum…?” sapaku dan Nur di depan rumah Zahra.

“Wa’alaikumsalam…”, jawab seseorang dari dalam rumah. Rupanya yang membukakan pintu adalah Kak Farid, kakak Zahra dan Lia yang ramah.

“Oh Janah dan Nur... kalian mau bermain sama Zahra dan Lia ya?Mari silahkan masuk…”, ajak Kak Farid ramah.

“Terima kasih”
 
Ketika aku dan Nur masuk,terlihat Kak Dena (kakak Zahra dan Lia yang satu lagi) sedang makan. Aku mencoba menyapa tapi Kak Deni dan bersikap tak acuh. Setelah aku bertemu denagn Zahra, kami pun bermain seperti biasa.

***

Hari terus berganti menjadi minggu, minggu berganti bulan, dan bulan pun berganti tahun. Selama bertahun-tahun kami bersahabat dengan baik hingga kami menginjak usia 11 tahun.

Sejak usia kami 11 tahun persahabatan kami mulai retak, karena dari keluarga Zahra dan Lia dating seorang nenek yang memiliki sifat tidak baik. Nenek itu tidak suka kalau cucunya bermain dengan anak orang biasa. Cucunya harus bermain dengan anak yang orang tuanya sederajat dengannya. Nenek itu juga pelit. Setiap pekarangan di rumahnya diberi pagar atau pembatas agar orang lain tidak bisa masuk.

Nenek tersebut adalah keluarga Zahra dan Lia yang datang dari luar kota. Nenek itu selalu berusaha memisahkan persahabatan aku,Nur,Zahra, dan Nur.Suatu saat ketika aku dan Nur bermain di rumah Zahra dan Lia, nenek itu bermaksud mengusir kami dengan berkata bohong tanpa sepengetahuan Zahra dan Lia.

“Janah,Nur kalian pulang dulu ya? Sebab nanti setelah makan siang Zahra dan Lia mau tidur.” Jelas Si Nenek.

Akhirnya aku dan Nur pulang tanpa berpamitan dengan Zahra dan Lia. Ternyata yang dikatakan Si Nenek memang bohong. Hal itu diketahuiki setelah aku lewat di depan rumahnya ketika mau pergi ke warung.

“Nur, tadi aku lihat Zahra dan Lia sedang menonoton TV di ruang depan.Mereka ga jadi tidur apa memang neneknya saja yang membohongi kita?” ceritaku kepada Nur.

“Ya mungkin neneknya yang membohong kita.Mungkin sebenarnya dia bermaksud mengusir, tapi dia pura-pura bilang kalau Zahra dan Lia mau tidur supaya nanti kita tidak kesana lagi hari ini.” Jawab Nur.

“Kalau begitu kita kesana besok lagi ya…” ajaku pada Nur.

Hari esok pun tiba…

Seperti biasa, setelah pulang sekolah aku dan Nur bermain ke rumah Zahra. Setelah kami bertemu, kami berniat kalau salat maghrib nanti kami akan pergi ke mushola untuk salat berjamaah.

“Allahu Akbar,Allahu Akbar…” suara adzan maghrib pun berkumandang.

Sesuai janji aku dan Nur datang ke rumah Zahra dan Lia untuk menjemput mereka.

“Assalamu’alaikum… Zahra… Lia…” panggil Nur.

“Wa’alaikumsalam!!” jawab Kak Deni dari dalam rumah, “Zahra… Lia… itu ada Janah dan Nur jemput kalian!! Lanjutnya.

“Ya sebentar…” jawab Zahra.

Kemudian Lia membukakan pintu dan berkata, “Janah, Nur sebentar ya, Zahra lagi wudlu dulu.”

Setelah selesai, kami pun berangkat ke mushola. Setelah salat Maghrib, untuk menunggu para orang tua selesai mengaji, kami bermain dulu.

“Zahra, Lia kita ajak Mei juga yuk untuk bermain?” ajak Nur.

“Ya. Nanti untuk menunggu waktu Isya kita main kerumahku dulu ya?” jawab Lia.

Akhirnya setelah menemui Mei, kami berlima pergi ke rumah Lia. Tapi ketika di rumah Lia, Mei tidak diizinkan masuk olah Si Nenek dan Kak Deni. Mei tidak tahu alasan kenapa dia tidak diizinkan masuk olah mereka.

Lalu Si Nenek berkata, “Zahra, Lia kalian salat Isya di rumah saja!! Lagi pula ada yang mau nenek katakan pada kalian.”

Zahra dan Lia bingung, tapi karena perintah itu disertai dengan paksaan Kak Deni, akhirnya mereka pulang. Sebelum masuk ke dalam rumah Si Nenek berkata lagi kepada aku,Nur, dan Mei, “Kalian kalau mau main jangan malam-malam!! Kalau kalian mau kesini lagi besok siang saja setelah pulang sekolah…” Kemudian kami pun ke mushola dan salat Isya. Setelah salat Isya kami pulang ke rumah masing-masing.

Untuk menjauhkan persahabatan kami berempat, Si Nenek membawa dua orang kakak beradik yang orang tuanya sederajat dengannya. Mereka adalah Putri dan Ita. Setiap hari Putri dan Ita diajak oleh Si Nenek untuk ikut bermain dengan Zahra dan Lia.

Hari-hari pun terus berlalu hingga datang bulan Agustus. Biasanya kami berempat selalu tampil dalam acara resepsi yang diadakan oleh RW setempat. Namun sejak kedatangan Putri dan Ita, aku dan Nur tidak di ikutsertakan tampil bersama Zahra dan Lia. Yang diikutsertakan adalah Putri dan Ita.Aku pun merasa sedih. Ditambah lagi jika kami sedang bermain, aku dan Nur selalu di acuhkan dan tak dianggap. Setelah itu aku memutuskan untuk menjauhkan diri dari keluarga Zahra dan Lia. Sejak saat itulah persahabatan kami berempat tidak akur. Dan memutuskan untuk berpisah.

SELESAI

Tidak ada komentar:

Posting Komentar